Rabu, 07 Desember 2011

Kejadian Abotabad Membuktikan Tidak Ada Perbedaan antara Pemimpin Politik dan Pemimpin Militer di Negeri ini
Terlihat jelas bagi orang yang memiliki kesadaran politik bahwa pernyataan Kayani yang dia sampaikan di konferensi komando militer adalah lebih berbahaya dari serangan Abotabad itu sendiri. Pemimpin pasukan bersenjata terbesar di dunia Islam meminta Amerika mengurangi jumlah pasukannya di Pakistan! Itu menegaskan bahwa masalahnya tidak terbatas pada eksistensi pasukan Amerika dalam jumlah besar di Pakistan untuk melakukan operasi militer seperti yang mereka lakukan di Abotabad. Akan tetapi dalam tanda kutip, Kayani ingin mengatakan kepada rakyat bahwa pasukan Amerika tetap ada di sini untuk tinggal. Bukannya mendengarkan tuntutan rakyat atas penutupan kedutaan Amerika Serikat dan pangkalan militernya, pemutusan jalur suplay logistik NATO dan penarikan diri dari misi salibis Amerika; sebaliknya komando militer justru mengumumkan bahwa pasukan Amerika akan tetap ada di Pakistan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan!
Kita tidak boleh lupa bahwa Kayani adalah kepala dinas intelijen Pakistan ketika anak-anak tak berdosa dibantai di Universitas Hafshah dalam pembantaian masjid Merah. Dan dia selalu ada untuk Amerika ketika Amerika mulai melakukan operasi militer di lembah Swat, Bajaur, Waziristan selatan dan Orakzai, di mana ribuan kaum muslim terbunuh, tempat-tempat tinggal mereka dan jalan kehidupan mereka hancur. Karena itu, tidak ada keraguan bahwa Kayani dan komando militer tidak lebih kecil pengkhianatannya dari Musharraf, bahkan mereka beberapa langkah melampaui tahapan-tahapan Musharraf itu.
Daripada menaati komando militer pengecut itu sehingga kita semua menjadi budak pasukan musuh Amerika, maka sebaliknya Hizbut Tahrir menyeru para perwira mukhlis di dalam tubuh pasukan bersenjata untuk menaati Allah SWT dan Rasulullah saw dengan menegakkan daulah Khilafah seperti yang telah diperintahkan oleh Allah SWT.
Sungguh merupakan tanggung jawab orang-orang mukhlis di tubuh pasukan bersenjata untuk mencabut para pengkhianat dari komando militer dan sipil dan memberikan nushrah kepada Hibzut Tahrir untuk menegakkan Daulah Khilafah. Daulah khilafahlah yang akan membebaskan umat ini dari keterpurukan dan mengembalikan keagungan dan kemuliaannya. Untuk menyampaikan risalah ini kepada orang-orang mukhlis di tubuh angkatan bersenjata Pakistan, maka media massa harus menunaikan kewajibannya menyampaikan risalah rakyat kepada peguasa ini.
Naveed Butt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar